Penulis : Supri Agus.
Hutan itu sebenarnya milik siapa ? Jika pertanyaan itu tercetus dari rakyat, Pasti UU menyatakan "Hutan Milik Negara. Dan Pemerintah menyatakan dengan tegas jika kawasan hutan merupakan areal yang dikuasai oleh Negara.
Namun tatkala hutan gundul akibat adanya pembalakan liar yang katanya Ilegal, yang Oknum dan Bekingnya diduga orang-orang yang duduk di Pemerintahan, hingga berdampak pengerusakan alam hingga erosi dan banjir. Pemerintah diam bahkan pura-pura tidak tahu, ibarat pepatah jawa menyebutkan, "Kuping Budeg Moto Picek" (telinga pekak mata buta).
Hujan memang karena faktor alam, namun yang selama ini kita tahu, jika setiap hujan turun dari langit pasti air yang turun, maka sudah seharusnya jikapun berdampak banjir, sudah pasti banjir yang dibawa arus sungai adalah air, "bukan kayu gelondongan atau Log."
Parahnya lagi, rakyat dibuat geram dan emosi, dengan gamblang dan entengnya Dirjen Kemenhut menyebutkan jika kayu gelondongan yang terbawa arus air saat banjir adalah "Kayu Yang Tumbang Sendiri," jelas Ucapan itu tidak pantas keluar mulut seorang Pejabat setingkat Dirjend, karena ucapan seperti itu biasanya keluar dari mulut orang yang daya berpikirnya dangkal alias "Goblok dan Dungu."
Selanjutnya pasca banjir, Pemerintah tidak siap menanggulangi bencana yang terjadi seperti di daerah Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh, sehingga menyebabkan adanya aksi penjarahan, yang diakibatkan tidak meratanya bantuan logistik yang sampai ke Masyarakat yang berdampak banjir.
Yang lebih miris, Kepala BNPB Pusat, berkomentar bahwa "bencana yang terjadi di tiga Provinsi merupakan bencana biasa, yang akhirnya beliau meminta maaf, setelah meninjau langsung ke Lokasi Bencana Banjir dan Longsor.
Kemudian, Pemerintah juga lalai dalam mengatasi kelangkaan BBM di sejumlah daerah yang terdampak banjir, dan seperti biasa Pemerintah tidak mau disalahkan sehingga membuat 1001 alasan dikemukakan ke masyarakat, yang sejujurnya Masyarakat Indonesia ini sudah muak dengan alasan dan janji dari para elit Pejabat di negeri ini.
Seharusnya korban jiwa dan warga yang terluka serius dan ringan serta rumah hancur, tidak sebanyak dan tidak separah yang sudah terjadi, andaikata Pemerintah khususnya pihak yang terkait dapat memandang serius peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang sebelumnya sudah menyampaikan Peringatan melalui rilisnya.
Kiranya yang sudah terjadi menjadi pelajaran yang sangat berharga buat Indonesia tercinta, kiranya kita semua pihak bisa sadar akan kesalahan yang telah kita lakukan dimasa semalam, kemarin dan tahun lalu. Untuk kedepannya mari kita belajar dari musibah dan pengalaman yang sudah kita jalani ini, jika peristiwa ini kata Gubernur Aceh merupakan Tsunami Yang Kedua maka kita harus sama-sama sadar dan belajar dari kesalahan, untuk tidak mewariskan Tsunami Yang Ketiga buat anak cucu kita.
"SALAM AKAL SEHAT UNTUK NKRI"
Medan, 03 Desember 2025.
